Pada hari ke-12, tepatnya tanggal 16 Agustus 2024, Kelompok 77 mendapatkan kesempatan istimewa untuk mengikuti kegiatan tradisional yang sangat berharga di Desa Leyangan, yaitu Nyadran atau Sadranan. Kegiatan ini dipandu oleh Pak Kepala Dusun, yang dengan penuh antusias mengajak kami untuk merasakan dan memahami tradisi yang telah diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Jawa.
Nyadran, yang juga dikenal sebagai Sadranan, merupakan tradisi sakral yang dilaksanakan dua kali dalam setahun, biasanya pada bulan Sya'ban dalam kalender Hijriyah atau bulan Ruwah dalam kalender Jawa. Tradisi ini berfungsi sebagai bentuk rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas berkah yang telah diberikan. Pelaksanaannya dilakukan secara kolektif, di mana seluruh warga desa mengunjungi makam atau kuburan leluhur yang berada di wilayah mereka.
Tujuan utama dari Nyadran adalah untuk mendoakan para leluhur yang telah meninggal dunia, mengingatkan diri akan kematian yang pasti akan dialami oleh setiap manusia. Selain itu, tradisi ini juga menjadi sarana pelestarian budaya gotong royong, sebuah nilai yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa. Melalui kegiatan ini, masyarakat dapat menjaga keharmonisan dalam bertetangga dan mempererat hubungan sosial di antara mereka. Salah satu momen penting dalam Nyadran adalah "kembul bujono," yaitu makan bersama setelah berdoa, yang melambangkan kebersamaan dan solidaritas komunitas.
Setelah menyelesaikan kegiatan Nyadran yang penuh makna, pada sore harinya, Kelompok 77 kembali fokus pada persiapan upacara peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Kami mengikuti gladi bersih di lapangan RTH Leyangan, di mana semua persiapan teknis untuk upacara diperiksa dan disempurnakan. Gladi bersih ini sangat penting untuk memastikan bahwa upacara berjalan lancar dan khidmat, mengingat betapa pentingnya peringatan kemerdekaan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Malam harinya, Kelompok 77 ikut serta dalam acara malam peringatan kemerdekaan Indonesia yang diadakan oleh warga setempat. Acara ini berlangsung meriah dengan berbagai kegiatan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Diawali dengan pentas seni yang ditampilkan oleh warga RT 02, acara ini menyuguhkan berbagai pertunjukan seni yang menggambarkan kekayaan budaya Indonesia. Tarian, musik, dan pertunjukan lainnya menambah semarak suasana malam itu, memperlihatkan betapa kayanya warisan budaya yang dimiliki oleh bangsa ini.
Gambar 3. Acara Malam Peringatan Kemerdekaan Indonesia
Setelah pentas seni, acara dilanjutkan dengan pembagian hadiah bagi para pemenang lomba yang telah diadakan sebelumnya. Kegembiraan dan keceriaan meliputi seluruh peserta acara, menambah kehangatan dan kebersamaan di antara mereka. Sebagai penutup, acara malam peringatan kemerdekaan ini diakhiri dengan nyanyi bersama, sebuah momen di mana semua yang hadir menyatukan suara mereka, menyanyikan lagu-lagu kebangsaan dan lagu-lagu perjuangan, mengingatkan kembali akan perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan segalanya demi kemerdekaan Indonesia.
Hari itu menjadi salah satu hari yang sangat berkesan bagi Kelompok 77. Selain mendapatkan pengalaman langsung tentang tradisi Nyadran, kami juga merasakan betapa pentingnya kebersamaan dan gotong royong dalam menjaga keharmonisan masyarakat. Partisipasi kami dalam kegiatan malam peringatan kemerdekaan semakin memperkuat rasa nasionalisme dan cinta tanah air, membuat kami semakin bangga menjadi bagian dari bangsa yang besar ini.
Comments
Post a Comment